Jumat, 14 Agustus 2009

FASE
Fase Sirriyyatud-Da’wah dan Sirriyyatut-Tandzim

INDIKATOR KEBERHASILAN
Terbentuknya Kader Pelopor yang solid dan berpotensi tinggi secara politik dan ekonomi, terdiri dari semua kalangan dari tiap tingkatan sosial.

PROGRAM AKSI
Da’wah secara terpilih kepada orang-orang yang dianggap berpotensi tinggi secara politik dan ekonomi di Makkah dari setiap tingkatan sosial yang tersebar disemua kelompok masyarakat.

KEBERHASILAN DAN HAMBATAN
Terbina kader pelopor sejumlah 56 orang dari 11 qabilah.

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

FASE
Fase Jahriyyatud-Da’wah Sirriyyatut-Tandzim

INDIKATOR KEBERHASILAN
• Terbentuknya kekuatan massa yang lebih besar meliputi seluruh Makkah.
• Terbangunnya opini umum tentang kebenaran sistem Alloh dan batalnya sistem thogut.
• Berhasilnya perluasan wilayah da’wah keluar Makkah.
• Tersiapkan daerah basis sebagai tempat terlaksananya hukum-hukum Alloh.

PROGRAM AKSI
• Da’wah secara terang-terangan (melemparkan wacana kepada publik).
• Melakukan diskusi-diskusi dengan pihak pertinggi-petinggi Makkah.
• Melakukan tindakan-tindakan oposisi terhadap perilaku masyarakat maupun penguasanya.
• Da’wah kepada setiap perwakilan dari qabilah-qabilah diluar kota Makkah dan dari seluruh Arab yang memasuki kota Makkah khususnya ketika musim haji.
• Melakukan pengutusan kader ke daerah yang telah memberi sambutan terhadap da’wah.

KEBERHASILAN DAN HAMBATAN
• Terbina kader yang lebih banyak (kurang lebih 400 orang, Makkah pada waktu itu berkekuatan sekitar 5000 orang).
• Masuknya beberapa figur Makkah kedalam barisan Rosululloh Saw..
• Tersebarnya da’wah hampir keseluruh pelosok Arabiya.
• Terjadinya reaksi resisten (perlawanan) dari pihak petinggi Makkah, berupa intimidasi psikis bahkan fisik yang menyebabkan korban jiwa beberapa sahabat. Maka Rosululloh Saw. mengambil langkah penyelamatan dengan menghijrahkan sebagian (sekitar 100 orang dalam 2 gelombang) dari mereka kedaerah Habsyi sekaligus menugasi mereka dengan misi kerisalahan.
• Petinggi Makkah melakukan pemboikotan selama 3 tahun, yang pencabutannya dikarenakan pertolongan Alloh yang nyata. Yaitu dengan rusaknya naskah pemboikotan oleh rayap. Disamping itu terdapat dukungan moril dari pihak non muslim yang bersimpati dengan ide-ide ke-Islaman dari Bani Hasyim yang ikut terboikot akibat dukungannya terhadap Rosululloh Saw., dan pembelaan kemanusiaan dari pelopor hilful fudhul.
• Taslimnya kafilah hajji dari Yatsrib yang kemudian di tindak lanjuti dengan pengutusan Mush’ab bin Umair ke Yatsrib untuk pengoptimalan da’wah.
• Reaksi resisten pihak Makkah kian hari kian memuncak sehingga membahayakan keselamatan jiwa Rosululloh Saw. dan para sahabat. Akhirnya Rosululloh Saw. dan para sahabat berhijrah ke Yatsrib.

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

FASE
Pembentukan Daerah Basis

INDIKATOR KEBERHASILAN
• Terkuasainya potensi ekonomi dan aspek vital daerah basis.
• Terbangunnya kekuatan politik yakni dipegangnya pengaruh atas kehidupan bermasyarakat.
• Terbangunnya kekuatan milliter untuk pengamanan daerah basis dari berbagai gangguan dari luar khususnya dari pihak Makkah.

PROGRAM AKSI
• Warga diarahkan untuk menguasai pasar dan aspek vital kehidupan seperti air.
• Deklarasi Piagam Madinah.
• Pengutusan ekspedisi militer kejalur perdagangan Makkah sebagai usaha intimidasi. Dengan harapan adanya efek jera dari pihak Makkah untuk tidak terus-menerus mengganggu keamanan kaum Muslimin yang ada di Madinah, serta meneguhkan eksistensi Madinah sebagai suatu kesatuan politik yang baru di Jazirah Arabiya.
• Melakukan peperangan fisik sebagai usaha pengamanan daerah basis.
• Melakukan pengusiran dan pemberantasan kaum munafikin untuk meminimalisir gangguan dari dalam.

KEBERHASILAN DAN HAMBATAN
• Terbangunnya pasar kaum Muslimin.
• Terkuasainya sumber-sumber air.
• Terikatnya beberapa qabilah Yatsrib dibawah kepemimpinan Rosululloh.
• Akibat dari sariyyah-sariyyah militer pihak Makkah mulai memperhitungkan kekuatan kaum Muslimin. Hingga terjadi insiden sariyyah Abdullah bin Jahsy yang memicu peperangan secara fisik dengan pihak Makkah.
• Bani Nadhir dan Bani Qainuqa diusir dari Madinah akibat pelanggaran mereka terhadap Piagam Madinah.
• Bani Quraidhah diberantas akibat pengkhianatan mereka pada perang ahzab yang sangat membahayakan keselamatan Madinah sehingga Alloh memenangkan Madinah dengan tentara langit dan buminya.
• Akibat kekalahan-kekalahan yang dialami pihak Makkah secara terus menerus, Rosululloh Saw. memperkirakan jeranya pihak Makkah untuk senantiasa mengganggu pihak Madinah. Maka pada Dzulqa’dah 6 H dilaksanakanlah umrah. Namun ditengah perjalanan terjadi peristiwa tiada terduga dengan penghadangan pihak Makkah di lembah Hudaibiyyah yang menghasilkan perjanjian Hudaibiyyah. Rasululloh memanfaatkan perjanjian tersebut untuk menyelesaikan agenda pengamanan daerah basis. Yaitu konsolidasi intern dan ekstern.

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

FASE
Fase Konsolidasi Intern dan Ekstern

INDIKATOR KEBERHASILAN
• Bebasnya daerah basis dari berbagai ancaman dari dalam.
• Diakuinya kedaulatan Madinah oleh Negara-negara lain.

PROGRAM AKSI
• Melakukan pembersihan terhadap kaum munafikin yang ada dalam lingkungan Madinah.
• Melakukan pengutusan (diplomat) ke Negara-negara lain dengan harapan mendapatkan pengakuan atas kedaulatan Madinah dan mengajak Negara-negara tersebut untuk menjadi bagian dari Madinah.
• Melakukan pembalasan secara fisik kepada Negara yang menolak dengan disertai penyerangan fisik (pengukuhan wibawa Negara).

KEBERHASILAN DAN HAMBATAN
• Dengan Perjanjian Hudaibiyyah Madinah terkesan lemah dimata musuh-musuhnya. Akibatnya kaum munafikin makin meningkatkan aktifitas parasitnya. Disisi lain barisan kaum muslimin makin tersaring. Maka barisan munafikin terpisah dengan sendirinya. Yakni di Khaibar. Maka digempurkah Khaibar sebagai usaha pembersihan anasir-anasir yang membahayakan Madinah yang sedang memperkokoh kekuatannya.
• Mengutus diplomat-diplomat ke Negara-negara tetangga termasuk Negara Romawi dan Persi.
• Pengutusan diplomat ke Romawi dibalas dengan penolakan disertai pembunuhan diplomat utusan Rosululloh Saw.. Hal ini melecehkan wibawa Madinah sebagai sebuah Negara berdaulat. Maka dipersiapkanlah pasukan dan terjadilah Perang Mu’tah yang tidak seimbang antara pihak Madinah yang hanya sebanyak 3000 pasukan dengan 100000 pasukan dari pihak Romawi. Secara dzahir masing masing pasukan menarik mundur pasukannya dari medan pertempuran, namun secara statistik, perbandingan jumlah pasukan antara pihak Madinah dan Romawi yang berbeda jauh, jelas kemenangan ada dipihak Madinah. Namun demikian 3 panglima gugur saat itu.
• Pasukan Madinah yang kembali dari medan pertempuran disambut dengan kontroversial. Sebagian menyambut dengan baik karena mererka kembali dengan selamat, walaupun pulang dengan tidak membawa kemenangan tetapi tidak disertai dengan kekalahan karena Romawi pun mundur dari medan pertempuran. Kendati demikian pasukan Madinah dengan perbandingan kekuatan yang jauh dengan pasukan Romawi telah menunjukan bahwa kekuatan Madinah secara militer patut di perhitungkan oleh masyarakat Madinah, yang pada saat itu jika dibandingkan dengan kekutan Romawi yang adidaya sangat jauh dibawah Romawi. Sementara sebagian lagi menyambut dengan cacian dan kekecewaan karena sekembalinya mereka tidak disertai dengan kemenangan dan ghanimah. Situasi kontroversial ini dipandang oleh Abdullah bin Ubay sang pengkhianat sebagai situasi yang labil. Sehingga jika Madinah diserang sungguh mereka tidak dalam keadaan yang cukup kuat menahan gempuran. Akhirnya Abdullah bin Ubay memberitakan keadaan ini ke pihak Makkah dan mendesak mereka untuk segera melakkan penyerangan ke Madinah.
• Para petinggi Makkah masih meragukan keabsahan berita tersebut dikarenakan kehebatan kaum muslimin yang terlihat pada musim haji pada tahun berikutnya setelah Perjanjian Hudaibiyyah terjadi, dan berdasar pengalaman mereka pada perang Uhud yang pada saat itu kondisi pasukan Madinah terpecah-pecah tetapi mereka sulit ditundukan. Lagipula ada keterikatan perjanjian antara Makkah dan Madinah untuk gencatan senjata selama 10 tahun, jika Makkah melanggar itu akan menjatuhkan martabat Makkah sebagai bangsa yang terhormat di jazirah Arab.
• Namun demikian kebatilan akan hancur dengan sendirinya. Ikrimah bin Abi Jahal dan kawan-kawan berinisiatif untuk menyerang Bani Khuza’ah yang menjadi sekutu bagi Madinah. Akibat penyerangan itu berarti Makkah telah melanggar isi Perjanjian Hudaibiyyah dan harus menerima ganjaran atas penyeranganya itu dengan penaklukan oleh pihak Madinah. Dan terjadilah peristiwa Futuh Makkah.

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

FASE
Penegakan Dawlah dan Ekspansi Wilayah

INDIKATOR KEBERHASILAN
• Terbukanya Makkah (takluknya rival nasional).
• Terkuasainya wilayah-wilayah Arab dan sekitarnya menjadi provinsi dari Dawlah Islamiyah.

PROGRAM AKSI
• Melakukan penaklukan Makkah.
• Melakukan ekspansi militer keseluruh jazirah Arab dan seterusnya……………

KEBERHASILAN DAN HAMBATAN
Tersiarnya Islam ke seluruh pelosok dunia.




Daftar Pustaka

1. KH. Munawar Khalil, Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad Saw., Bulan Bintang, 1993
2. Ja’far Subhani, Ar-Risalah Sejarah Kehidupan Muhammad Saw., Lentera, 2004
3. Muhammad Husain Haekal, Sejarah Hidup Muhammad, Litera AntarNusa, 2005
4. Syaikh Munir Muhammad al-Ghadban, Manhaj Haraki Jilid 1-2, Robbani Press, 2005


Harap jika ada kekurangan atau kekeliruan tolong dikoreksi. Jazakallohu...


[: al faqir]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar